MAKALAH
HADIS
MAUDHU’
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Ulumul Hadis
Dosen
Pengampu : Ibu Sri Purwaningsih
Oleh :
1.
Istiqomah ( 1404026039)
2.
Istatik Fina K. (1404026037)
3.
Nurul Naimah (1404026008)
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2014
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadis mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat islam. Selain sebagai sumber
hukum setelah al qu’an, hadis juga menjadi acuan untuk umat islam yang ingin
meneladani akhlak-akhlak nabi Muhammad saw.
Namun dibalik peranan
pentingnya hadis juga dapat menyesatkan. Yaitu hadis-hadis yang dipalsukan demi
kepentingan-kepentingan tertentu. Dan apabila itu tidak diperhatikan lebih
lanjut, maka akan banyak orang yang tersesat karena memilih sumber hukum yang
salah. Dimakalah ini penulis mencoba menjabarkan tentang hadis maudhu’ dan
hal-hal yang berkaitan dengan itu.
Semoga makalah ini dapat sedikit
membantu kita dalam memahami hadis maudhu’. Agar umat islam dapat jauh dari
sumber-sumber yang menyesatkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hadis maudhu’?
2. Apa motifasi dibentuknya hadis maudhu’?
3. Bagaimana cara ulama’ membendung hadis palsu?
4. Bagaimana karakteristik hadis maudhu’?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian hadis maudhu’
Secara etimologis, hadis maudhu’ merupakan isim maf’ul dari وَضَعَ – يَضَعُز
yang berarti menggugurkan. Juga bermakna اَلتَّرُكُ
yang berarti meninggalkan.
Sedangkan pengertian hadis maudhu’ menurut istilah para muhadisin
adalah :
هُوَمَانُسِبَ إِلَى
رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم إِخْتِلَا قًا وَ كِذْ باً مِمَّا لَمْ
يَقُلْهُ اَوْ يُقِرَّهُ
Artinya: sesuatu yang dinisbatkan rosululloh saw secara mengada-ada
dan dusta, yang yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau
taqrirkan.[1]
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa hadis maudhu’
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw baik perkataan,
perbuatan, maupun taqrir-nya secara rekaan atau dusta semata.[2]
Bahkan sebenarnya itu bukan hadis, hanya saja para ulama menamainya hadis
mengingat anggapan rawinya bahwa itu adalah hadis.
Banyak sekali kata-kta ahli hikmah, kata-kata mutiara para sahabat
dinisbatkan kepada nabisaw. Oleh karena itu banyak pula mereka memalsukan
hadis-hadis dengen kata-kata yang meraka rangkai sendiri. Hadis maudhu’ adalah
hadis dhaif yang paling jelek dan paling membahayakan bagi agama Islam dan para
pemeluknya.[3]
Para ulama telah sepakat bahwa meriwayatkan hadis maudhu’ dan ia telah mengetahui ke maudhu’ kannya adalah
haram. Kecuali disertai dengan penjelasan kemaudhu’annya dan peringatan untuk
tidak menggunakannya. Rosulullah bersabda dalam sebuah hadis masyhur:
مَنْ حَدَّ ثَ عَنِّى بِحَدِ يْثٍ يَرَى اَنَّه كَذِبٌ فَهُوَ اَحَدُ
اَلْكَا ذِبِيْنَ
“barang siapa
meriwayatkan dariku yang ia ketahui bahwa hadis itu dusta maka ia adalah
salah seorang pendusta.[4]
B.
Motifasi
dibentuknya hadis maudhu’
1.Faktor dari luar Islam
Masuknya
penganut agama lain ke dalam Islam secara massal.Akibat dari keberhasilan
dakwah islam ke seluruh pelosok dunia menyebabkan banyaknya orang non muslim masuk ke agama Islam. Disamping
ada yang benar-benar ikhlas tertarik dengan ajaran islam, ada pula segolongan
orang yang terpaksa tunduk pada
kekuasaan islam waktu itu (kaum munafik). Mereka menunggu peluang yang
tepat untuk merusak menimbulkan keraguan
dalam hati orang-orang islam.Pada masa pemerintahan Sayyidina Utsman bin Affan
(W. 32H). Golongan ini mulai menaburkan benih-benih fitnah untuk pertama
kalinya. Salah satu tokoh yang berperan
dalam upaya mengcanturkan umat islam itu adalah Abdullah bin Ka’ab, seorang penganut Yahudi yang menyatakan masuk
islam.
Ada pula segolongan orang-orang zindik yang bermaksud untuk menciptakan
permusuhan dan menjelek-jelekan islam. Muhammad bin Zaid berkata, “Orang-orang
zindik memalsukan hadis nabi saw. Sebanyak 14.000 buah hadis.” Contoh hadis maudhu
اَنَاخَاتَمُ النَّبِيَّ
بَعْدِيْ اِلاَّاَنْ يَشَآءَاللّهُ
“Aku
adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku kecuali apa bila
dikehendaki Allah”
2.
Faktor dari dalam Islam
a.
Pertentengan
politik dalam soal pemilihan khalifah. Beberapa golongan membuat hadis palsu
untuk mengunggulkan golongannya masing-masing.
b.
Mempertahankan
madhab dalam masalah fiqih dan masalah kalam. Para pengikut madhab fiqih dan
ulama’ kalam yang bodoh dan dangkal ilmu
agamanya membuat hadis palsu untuk menguatkan paham pendirian imamnya.
c.
Membangkitkan
semangat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
d.
Mencari
simpatik para penguasa untuk mencari kedudukan atau hadiah.[5]
e.
Kepalsuan yang
terjadi pada hadis seorang rawi tanpa disengaja, seperti kesalahannya
menyandarkan kepada nabi saw. Kata –kata yang sebenarnya diucapkan oleh sahabat
ataupun yang lainnya.[6]
C.
Cara ulama’
membendung hadis maudhu’
1.
meneliti karakteristik para rawi dengan mengamati tingkah laku dan riwayat
mereka.
2.
memberikan peringatan keras kepada para pendusta dan
mengumumka kejelekan dan kedustaan mereka.
3.
pencarian dan peneliti sanad-sanad
hadis.
4. menetapkan
pedoman-pedoman untuk mangungkapkan
hadis maudhu’
5.
menguji kebenaran dengab membandingkan dengan
riwayatyang melalui jalur lain dan hadis-hadis yang telah diakui
kehenarannya’
6.
menyusun kitab himpunan hadis-hadis maudhu’ untuk memberi penerangan dan peringatan kepada masyarakat tentang keberadaan
hadis-hadis tersebut.[7]
D.Ciri-ciri hadis maudhu’
1. ciri-ciri yang terdapat
pada sanad:
a. Rawi
tersebut terkenal pendusta dan tidak ada seorang rawi yang tepercaya yang
meriwayatkan hadis selain dia.
b. Pengakuan
dari si pembuat sendiri. Seperti pengakuan seorang guru tasawuf yang membuat hadis palsu ttg keutamaan
ayat-ayat Al Qur’an, agar orang-orang disekitarnya lebih memperhatikan Al
Qur’an.[8]
c. Tidak
sesuai dengan kenyataan sejarah. Seperti pengakuan seorang rawi bahwa ia
menerima hadis dari seorang guru.
Padahal ia tidak pernah bertemu dengan guru tersebut.[9]
2. ciri-ciri yang terdapat pada matan
a. keburukan susunan
lafazhnya
cara ini akan diketahu setelah kita
mendalami ilmu bayan.dengan mendalami ilmu ini kita akan merasakan susunan
kata,mana yang mungkin keluar dari mulut nabi SAW.dan mana yang tidak mungkin
keluar dari mulut nabi.
b. kerusakan maknanya
1.karena berlawanan dengan akal sehat
2.karena berlawanan dengan hukum akhlaq atau umum,atau menyalahi
kenyataan.
3.karena bertentangan dengan ilmu kedokteran
4.karena menyalahi undang-undang yang ditetapkan akal terhadap
Allah.5.karena menyalahi ukum-hukum Allah.
5.karena menyalahi hukum-hukum Allah dalam menciptakan alam
6.karena mengandung dongeng-dongeng yang tidak masuk akal sama sekali
7.bertentangan dengan keterangan Al-qur’an
8.menerangkan suatu pahala yang besar terhadap perbuatan yang sangat
kecil.[10]
PENUTUP
A.Kesimpulan
Secara etimologis, hadis maudhu’ merupakan isim maf’ul dari وَضَعَ – يَضَعُز
yang berarti menggugurkan.
Sedangkan pengertian hadis maudhu’ menurut istilah para muhadisin
adalah :
هُوَمَانُسِبَ إِلَى
رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم إِخْتِلَا قًا وَ كِذْ باً مِمَّا لَمْ
يَقُلْهُ اَوْ يُقِرَّهُ
Artinya: sesuatu yang dinisbatkan rosululloh saw secara mengada-ada
dan dusta,yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau taqrirkan.
Banyak faktor penyebab terbentuknya
hadis maudhu’. Baik faktor dari dalam maupun dari luar islam. Dan ulama’ telah
bekerja keras untuk memberantas hadis maudhu’ itu, seperti dengan cara meneliti
secara mendalam sanad-sanad hadis maupun yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sholahuddin, dkk. 2008 .Ulumul hadis. Bandung : Pustaka Setia.
Nuruddin. 2012. ‘Ulumul hadis. Bandung : Remaja Rosda Karya
[2]
Ibid. hlm. 172
[4]Nuruddin.ibid.hlm.309
[7]
Nuruddin.ibid.hlm.317
[8]
M.Agus Sholahudin.ibid.hlm.182
[9]
Nuruddin.ibid.hlm321
Tidak ada komentar:
Posting Komentar