Minggu, 14 Agustus 2016

Analisis TAFSIR AL JAWAHIR FI TAFSIR AL QUR’AN AL KARIM


TAFSIR AL JAWAHIR FI TAFSIR

AL QUR’AN AL KARIM

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Studi Kitab Tafsir Modern

Dosen Pengampu : Bpk.Masrur, M.Ag




                                    

Oleh :

Jundatur Rohmah   (1404026038)

Istiqomah                       ( 1404026039 )

Istatik Fina K.                (140402604037)

M.Badrudin                   (1404026035)



FAKULTAS USHULUDDIN

DAN HUMANIORA

PRODI TAFSIR HADITS

UIN  WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2015





PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Berbagai karya tafsir telah ditulis oleh para mufasir dalam proses memahami Kalamullah. Dalam upaya tersebut tak jarang didapati perbedaan-perbedaan dalam menafsirkan suatu ayat. Namun hal itu bukanlah masalah yang besar bagi kalangan ulama’.

Seiring dengan perkembangan dunia tafisir, para ulama’ telah mengkaji dan mengklasifikasikan kitab-kitab tafsir. Salah satunya pengklasifikasian kitab tafsir berdasarkan waktu penulisannya yang terbagi menjadi tafsir klasik dan tafsir modern. Dan Makalah ini ditulis selain untuk memenuhi tugas mata kuiah Studi Kitab Tafsir Modern, juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada pembaca sebuah karya kitab tafsir modern yang cukup terkenal, yaitu kitab Al Jawahir fi Tafsir Al Qur’an Al Karim karya Syeh Tantawi Jauhari. Pemakalah berharap semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca. Semoga bermanfaat.



B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Biografi Pengarang?

2.      Bagaimana sejarah penulisan tafsir Al Jawahir?

3.      Bagaimana sistematika dan bentuk fisik tafsir Al Jawahir?

4.      Bagaimana metode dan pendapat ulama’ tentang tafsir Al Jawahir?



PEMBAHASAN

A.    Biografi Pengarang

Syaikh Tantawi Jauhari adalah seseorang yang sangat tertarik dengan keajaiban alam disekitarnya. Beliau lahir pada 1287 H/1862 M didesa ‘Iwadillah, di provinsi administratif Mesir timur, dekat dengan peninggalan fir’aun. Beliau belajar di kuttab (semacam pesantren penghafal Al Qur’an) yang berada di desa al-Ghar, beliau juga belajar pada pamanya, Syeik Muhammad Syalabi, yang juga guru besar dibidang sejarah di Universitas Al-Azhar,Tanthawi pun belajar ilmu bahasa arab lalu kuliah di Al Azhar.

 Pada tahun 1889 beliau mengajar di Darul Ulum Mesir[1], beliau juga. Pada mulanya beliau menafsirkan beberapa ayat Al Qur’an dan menjelaskannya kepada para mahasiswanya. Disamping itu beliau juga menulis tafsir yang dimuat di majalah Al-Abasiyah.[2]

            Tujuan mengarang: “Bahwasanya Allah menjelaskan Al Qur’an sebagai petunjuk dan juga agar seluruh umat muslim dapat memahami ilmu yang berkaitan dengan Sains atau ayat Kauliyah, dan dapat menerapkan dari ujung timur-ujung barat bumi terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan memperlihatkan ke agungan langit dan keindahan bumi sehingga terlihatlah keAgungan Allah Yang Maha Menguasai”.

            Berdasarkan cuplikan kalimat diatas, dapa kita simpulkan bahwa kitab Al Jawahir fi Tafsir Al Qur’an Al Karim ditulis guna mengungkap ilmu-ilmu tentang Sains yang terdapat didalam ayat Al Qur’an. Kitab ini ditulis agar pembacanya mampu merasakan keAgungan ciptaan Allah sehingga dapat menerapkan isi Al Qur’an dengan sebaik-baiknya.



B.     Sejarah Penulisan

Kitab ini merupakan kumpulan dari beberapa artikel yang beliau karang. Beliau menulisnya ketika mengajar di al Azhar. Alasan beliau menulis tafsir ini sudah beliau katakan di awal tafsirannya, beliau mengatakan, “sejak dahulu aku senang menyaksikan keajaiban alam, mengagumi dan merindukan keindahannya, baik yang ada dilangit atau kehebatan dan kesempurnaan yang ada dibumi. Perputaran atau revolusi matahari, perjalanan bulan, bintang yang bersinar, awan yang berarak datang dan menghilang, tumbuhan yang merambat, burung yang beterbangan, binatang buas yang berjalan, binatang ternak yang digiring, hewan-hewan yang berlarian, kilat yang menyambar, ombak laut yang mengulung, sinar yang menembus udara, malam yang gelap, matahari yang bersinar dan sebagainya.”

Beliau tidak puas dengan adanya umat islam yang hanya fokus dalam kajian fiqih atau tauhid. Pada masa beliau umat islam kurang memperhatikan akan fenomena alam.



C.     Sistematika dan Bentuk Fisik Kitab Tafsir Al Jawahir

Jika melihat langsung dari kitabnya, kita bisa menyimpulkan bahwa sistematika yang dipakai beliau adalah sistematika mushaf ‘ustmani, Karena beliau memulai tafsirnya dari surah al fatihah dan sesuai dengan Rasm Usmani.

                        Adapun gambaran tafsirannya yaitu, kitab ini terdiri dari 13 jilid (30 juz). Jilid pertama berjumlah 224 halaman, jilid kedua 276 halaman, jilid ketiga 215 halaman, jilid keempat 215 halaman, jilid kelima 270 halaman, jilid keenam 262 halaman, jilid ketujuh 227 halaman, jilid kedelapan 238 halaman, jilid kesembilan 262 halaman, jilid ke-10 267 halaman, jilid ke-11 271 halaman, jilid ke-12 344 halaman, dan jilid yang terakhir terdapat 270 halaman. Tafsir ini dicetak di Beirut, oleh Dar al-Fikr. Tafsir ini juga menggunakan corak tafsir bil ilmi.

D.    Manhaj Tafsir

Metode yang digunakan dalam kitab Al Jawahir fi Tafsir Al Qur’an Al Karim adalah metode tahlili. Hal itu dibuktikan dengan sistematikanya yang urut dari surat Al Fatihah-An nas. Tafsir ini juga dibuat berdasarkan Analisis pengarang terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang mengacu pada ilmu-ilmu kealaman. Tantowi menyatakan bahwa di dalam Al Qur’an terdapat lebih dari 750 ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.





E.     Contoh Tafsir

ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ  

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”



Syeh Tantawi Jauhari menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan :

“Dalam ayat ini Allah membuat langit dan bumi kemudian Allah menyinggung dua perkara, yaitu Al Sinah (bahasa) dan Al Wan (warna). Pernyataan dalam penyebutan Al Sinah dan Al Wan ada arti tersendiri bagi orang yang tahu dan orang yang tidak tahu. Ternyata setelah diteliti dari dunia hewan terdapat banyak warna, antara satu dengan yang lainnya tidak sama.  Dari hal demikian menunjukkan bahwa penyebutan Al Sinah dan Al Wan tidak khusus bagi orang-orang alim, akan tetapi umum bagi semua makhluk. Dalam ruang lingkup  tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 اتtƒU  آ. Seperti macam-macam kupu-kupu yang memiliki berbagai warna.”

 Kemudian Syeh Jauhari menafsirkannya secara detail tentang macam-macam warna yang di dukung dengan berbagai gambar kupu-kupu yang indah.

F.      Pendapat Ulama’

            Terdapat banyak pendapat dari para ulama mengenai kitab Al Jawahir baik yang mendukung maupun yang menghujat. Diantaranya celaan untuk kitab tafsir ini, sebagaimana terdapat dalam buku Studi Ilmu-Ilmu Qur’an karya Manna Khalil Al-Qattan yang menyatakan bahwa Jauhari berani mencela para mufasir terdahulu dengan mengatakan, “Ilmu-ilmu yang kami masukkan kedalam tafsir ini adalah ilmu yang dilalaikan oleh orang-orang bodoh yang tertipu, yaitu para Fuqaha Islam yang kerdil. Kini adalah masa perubahan dan pemunculan hakikat. Dan Allah membimbing siapa saja yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

            Dibuku itu juga dijelaskan ketidaksetujuan dimasukkannya gambar tumbuh-tumbuhan, binatang, pemandangan alam dan berbagai eksperimen ilmu pengetahuan. Beliau berpendapat bahwa Jauhari telah menerangkan hakikat-hakikat keagamaan dengan apa yang ditulis oleh Plato dalam Republica-nya dan kelompok ikhwanus Safa dalam risalah mereka. Juga Jauhari yang telah berani-beraninya memaparkan ilmu pasti dan menafsiri ayat Al Qur’an berdasar pada teori-teori ilmiah modern. “Dalam pandangan kami Tantawi Jauhari telah melakukan kesalahan besar terhadap tafsir dengan perbuatannya itu, ia mengira bahwa dirinya telah berbuat baik, padahal tafsirnya itu tidak diterima oleh banyak terpelajar karena pemaksaan dalam membawakan ayat kepada apa yang bukan maknanya” ujarnya. Kitab Al Jawahir juga disamakan dengan tafsir Ar-Razi yang sama-sama tertolak. Lalu dikatakan bahwa kitab tafsir al jawahir:  “Didalamnya terdapat segala sesuatu kecuali tafsir itu sendiri”.[3]

            Selain itu juga ada ulama yang mengapresiasi kitab tafsir ini karena kemampuan Tantawi untuk menjelaskan ilmu sains secara detail. Tafsir ini juga dikatakan sebagai trobosan baru penulisan kitab tafsir.ya"besar terhadap tafsir dengan perbuatannya itu, ia mengira bahwa d




PENUTUP

Kesimpulan

Kitab al Jawahir Fi Tafsir al Qur’an Al Karim adalah kitab tafsir yang kontroversial  karya Syeh Tanthawi Jauhari. Tafsir ini mengunakan metode tahlili dan sistematikanya mengunakan sistematika mushaf ustmani, karena beliau menulis tafsirnya urut dari surat al Fatihah sampai An Nas, dan coraknya mengunakan bil ‘ilmy karena banyak membahas tentang ilmu sains.

Latar belakang Syeh Tantawi menulis kitab Al Jawahir bermula dari ketidakpuasan beliau dengan keadaan umat islam yang hanya fokus dalam kajian fiqih atau tauhid dalam menafsirkan Al Qur’an. Pada masa beliau umat islam kurang memperhatikan akan fenomena alam.  Sedangkan beliau adalah ulama’ ahli fisika dan biologi yang sangan suka dengan fenomena alam disekitar.

 Kitab tafsir ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar tumbuhan hewan dan lain-lain sebagai penjelasan tambahan. Tafsir ini mendapat berbagai respon dari para ulama’/ baik respon positif maupun negatif. Namun bangaimanapun kitab Al Jawahir adalah karya tafsir terbaik dari syeh Tantawi Jauhari.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera AntarNusa, 2006

Al Dzahabi M.Husain, Al-Tafsirwa Al-Mufassirun,

Jauhari Tantawi, Al Jawahir fi Tafsir Al Qur’an Al Karim,





[1] Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera AntarNusa, 2006, hlm.510
[2] M.Husain Al Dzahabi, Al-Tafsirwa Al-Mufassirun,,hlm.502
[3] MannaKhalil Al Qattan, hlm.551

Tidak ada komentar:

Posting Komentar